Skip to main content

Tidur Siang Berisiko Diabetes, Ini Penjelasannya

Tidur Siang Berisiko Diabetes, Ini Penjelasannya. Siapa sih yang tak suka tidur siang di tengah jam kerja yang padat? Toh konon banyak studi yang sepakat jika tidur siang dapat meningkatkan kreativitas dan produktivitas seseorang. Kendati begitu, sebuah studi baru menemukan tidur siang juga menambah risiko sakit gula.

Hal ini didasarkan pada pengamatan tim peneliti dari Huazhong University of Science and Technology, China terhadap 27.009 pria dan wanita China berusia 45 tahun ke atas, dimana masyarakatnya diketahui sering tidur pasca jam makan siang. Dan telah dipastikan bahwa hampir 70 persen partisipan mengaku mereka rutin tidur di sore hari.

Kemudian peneliti mengecek kondisi kesehatan partisipan dengan melakukan sebuah tes yang disebut 'impaired fasting plasma glucose'. Tes ini bermaksud mengetahui apakah kadar gula di dalam darah partisipan terlalu tinggi atau tidak, dan kondisi ini dapat dijadikan sebagai sebuah gejala peringatan jika diabetes tipe 2 siap menyerang orang yang bersangkutan.

Selain risiko diabetes, pria dan wanita yang rutin tidur siang juga lebih cenderung memiliki tekanan darah dan kolesterol lebih tinggi dibandingkan orang-orang terus terjaga di siang hari. Jumlahnya pun mencapai 40 persen. Padahal partisipan yang tidak suka tidur siang dan diketahui mengalami hipertensi hanyalah sebanyak 33 persen.

24 persen partisipan yang suka tidur siang juga diketahui memiliki kadar kolesterol tinggi, dibandingkan partisipan yang jarang tidur siang tapi mempunyai kolesterol tinggi yang hanya sebanyak 19 persen.

Namun peneliti menekankan penyebab utama meningkatnya risiko diabetes pada orang-orang yang rutin tidur siang sebenarnya terletak pada durasi tidurnya. Mereka yang tidur selama setengah jam atau 30 menit ke atas cenderung mengalami gejala awal diabetes dibandingkan mereka yang tidur kurang dari itu.

Peneliti menduga alasan utama di balik hal ini semata hanya karena orang-orang yang kerap tidur siang jarang berolahraga. Tapi di sisi lain, peneliti juga percaya jika tidur siang dianggap dapat mengganggu jam biologis dan memapari organ-organ tubuh orang yang rutin melakukannya dengan hormon stres atau kortisol yang kadarnya tinggi.

Tidur siang, terutama pada lansia sebenarnya dapat bermanfaat bagi pergerakan mereka di siang hari, juga demi kesehatan mentalnya. Namun ada sejumlah fakta yang membuktikan ini juga bisa jadi faktor risiko morbiditas (mudah jatuh sakit) dan mortalitas (kematian)," simpul peneliti seperti dilansir Daily Mail,

Namun studi yang dipublikasikan dalam jurnal Sleep Science ini dibantah oleh Dr. Matthew Hobbs, kepala riset Diabetes UK. Dr. Hobbs mengatakan tidur siang tak terbukti menyebabkan diabetes.

Cara terbaik untuk mengurangi risiko diabetes tipe 2 hanyalah mempertahankan berat badan yang ideal dengan pola makan yang sehat dan seimbang serta aktif berolahraga," tandasnya.

sumber: detikc.om